Sindikat Internasional Incar Satwa Kalbar

Written By Unknown on Monday, September 10, 2012 | 11:34 AM

INILAH.COM, Pontianak - Komandan Satuan Polisi Kehutanan Reaksi Cepat (SPORC) Bekade Kalbar, David Muhammad mengatakan, kasus penyelundupan 189 paruh Enggang Gading masih dalam penyelidikan. Hingga kini, upaya pengungkapan kasus yang diduga melibatkan jaringan internasional tersebut terus dilakukan.

"Kita masih menghimpun identitas jaringan pelaku. Akan terus kita kejar, guna mengungkap siapa dalang dibalik semua ini," ujarnya, kemarin (9/9).

Menurut dia, pemeriksaan tidak hanya sebatas dilakukan terhadap barang bukti hasil temuan tersebut. Namun secara bertahap, pihak perusahaan ekspedisi yang melayani jasa pengiriman barang juga akan dimintai keterangan.

Apabila ada unsur tindak pidana, tidak menutup kemungkinan pihak ekspedisi bakal dikenai sanksi. Menjalani proses hukum sesuai ketentuan pasal yang berlaku.

Sebab, lanjut David, kasus serupa bukan pertama kalinya terjadi di Kalbar. Hanya kurun waktu satu bulan, jaringan tersangka telah menyelundupkan ratusan paruh burung yang dilindungi ini. Artinya, dengan jumlah yang sama pula banyaknya burung Enggang yang diburu untuk dibunuh dan diambil paruhnya.

"Itu baru yang ketahuan, bagaimana yang tidak. Jika ini terus dibiarkan, burung Enggang yang menjadi maskot Kalbar ini bisa punah. Untuk itu, kita terus mengejar jaringan tersangka," tegasnya.

Jaringan penyelundupan paruh Enggang ini juga dinilai luas. Seperti dikatakan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar Djohan Utama Perbatasari, kasus penyelundupan paruh Enggang mempunyai jaringan kuat. Saat barang buruan telah di tangan, jaringan ini seolah terputus saat diselidiki.

Karena, lanjut dia, sindikat internasional perdagangan tumbuhan dan satwa dilindungi itu terkoordinir secara rapi. Memanfaatkan pemburu lokal untuk mengincar satwa dilindungi. Begitu halnya dengan pemasaran yang dilakukan, aktivitas mereka seolah tidak tercium oleh khalayak ramai.

"Sindikat internasional ini sangat cerdik, melalui sistem jaringan terputus. Si kurir, tidak pernah berhubungan langsung dengan cukong yang membiayai perjalanan mereka," ungkap Djohan.

Ia menuturkan, para tersangka hanya berkoordinasi dengan salah satu perantara. Kemudian, membuat perjanjian untuk melakukan pertemuan di sebuah tempat, sekaligus bertransaksi. Di lokasi itu juga mereka akan dibayar.

Cerdiknya, si perantara yang mempunyai andil, mengarahkan kurir untuk pergi ke lokasi habitat tumbuhan atau hewan dilindungi tersebut berada.

"Penanganan kasus ini perlu mendapat atensi khusus bagi pihak terkait. Juga butuh peran masyarakat dalam memberikan informasi. Jadi, jika ada sindikat yang mencoba melakukan tindak pidana penyelundupan, segera lapor ke pihak terkait," imbaunya.

Djohan mengakui tingkat perdagangan tumbuhan dan satwa lindung sangat tinggi. Mengingat, Kalbar mempunyai banyak pintu masuk resmi maupun tidak resmi di sepanjang perbatasan dengan negara tetangga.

Dari lima pintu masuk di border, hanya di Pos Pemeriksaan Lintas Batas Entikong yang difasilitasi pendeteksi barang berupa X-Ray.

Selebihnya, menurut Djohan, BKSDA hanya menempatkan petugas yang berjaga di border tersebut. Mendampingi TNI-Polri, Bea Cukai dan Balai Karantina dan Hewan dalam hal pengawasan peredaran barang.

"Pintu-pintu ini kita jaga, namun tidak bisa menjamin jika mereka bekerjasama dengan masyarakat setempat. Memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat untuk menyelundupkan tumbuhan dan satwa dilindungi ke luar negeri," jelasnya.


Anda sedang membaca artikel tentang

Sindikat Internasional Incar Satwa Kalbar

Dengan url

http://healthyandenjoyabletour.blogspot.com/2012/09/sindikat-internasional-incar-satwa.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Sindikat Internasional Incar Satwa Kalbar

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Sindikat Internasional Incar Satwa Kalbar

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger